Sabtu, 06 September 2014

Awas Jangan Standar Ganda



Salah satu contoh standard ganda

Menurut Wikipedia, Kemunafikan (Hypocrisy) adalah perilaku mengakui/menganggap memiliki keyakinan, perasaan, moral atau nilai-nilai yang sebenarnya tidak dimiliki atau dipraktekkan. Menurut kamus Webster, Hypocrite adalah seseorang yang mengaku memiliki nilai-nilai, moral atau keyakinan, tetapi sebenarnya tidak punya dan tindakannya bertolak belakang dengan apa yang dinyatakan di publik dalam kehidupan prbadi, opini dan pernyataannya. Jadi ada perbedaan antara teori dan prakteknya. Membenarkan tindakan/perilaku seseorang sementara menyalahkan orang lain yang memiliki hak dan kedudukan yang sama juga termasuk dalam definisi Kemunafikan, namun ada istilah lain yang cocok untuk hal ini yaitu Standar Ganda (double standard). Konsep standar ganda telah diterapkan sejak tahun 1872 terhadap fakta struktur moral yang sering diterapkan dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan di dalam kehidupan bermasyarakat.

Penerapan Standar Ganda
Sampai saat ini, kita terbiasa menggunakan standar yang berbeda dalam menilai perbuatan pihak yang satu dengan pihak yangsatunya . Seringkali kita menyalahkan pihak pertama atas suatu kesalahan, namun apabila pihak kedua yang melakukannya, kita akan menjadi sangat pemaaf. Terdapat suatu peribahasa orang jawa “wit gedhang uwohe pakel, ngomonge gampang nglakoni angel” . betapa mudah kita menyalahkan pihak pertama, atau memandang negatif perbuatan pihak pertama, atau memberikan penilaian jelek kepada pihak pertama. Tetapi memaafkan pihak kedua untuk kesalahan yang sama, ataupun yang lebih besar.

Kenapa Standar Ganda terjadi?
  1.  Adanya Propaganda untuk menjatuhkan pihak tertentuHal ini adalah salah satu faktor utama kenapa Standar Ganda sering terjadi di dunia ini. Kehausan akan kemenangan dengan menghalalkan segala cara membuat banyak praktisi politik dengan menerapkan strategi dan taktik untuk menjatuhkan lawannya dengan menebarkan isu-isu agar dapat menjatuhkan elektabilitas lawannya. Namun pada kenyataannya apabila terdapat teman satu partainya yang melakukannya. Maka dia akan diam. Terlebih lagi mencritakan tindakan tersebut sebagai suatu hal yang sangat positif.
  2. Saya selalu benar.  - Praktek standar ganda sering terjadi dalam kehidupan berumah tangga. Hal ini sering diterapkan oleh orang yang lebih tua terhadap anggota yang masih muda dalam rumah tersebut. Hal2 ini sering diterapkan meskipun tidak secara sengaja.
  3. Nope. U always False - Ini adalah counterpart dari alasan nomor 2. Sering sekali kita jumpai standar ganda karena kita tidak menyukai seseorang. Sehingga kita sering menggunakan argumen2 argumentum ad hominem tipe 2 kepada orang2 tsb. Berbeda dari argumentum ad hominem Tipe I, ad hominem Tipe II menitikberatkan pada perhubungan antara keyakinan seseorang dan lingkungan hidupnya. Pada umumnya ad hominem Tipe II menunjukkan pola pikir yang diarahkan pada pengutamaan kepentingan pribadi, sebagai contoh: suka-tidak suka, kepentingan kelompok-bukan kelompok, dan hal-hal yang berkaitan dengan SARA.

Contoh : berikut ini anekdot yang sering/pernah terjadi didalam kehidupan.

Standar Ganda antar kelompok : kelompok dalam hal ini dapat dikatakan sebagai ormas, parpol ataupun kelompok-kelompoklainnya. Sering kita kritik dan kita persoalkan perilaku dari kelompok lain karena kesalahan yang telah mereka lakukan. Tapi apabila kelompok kita yang melakukan, kita diam dan memaafkan.
Salah satu standar ganda yang telah terjad adalah standar ganda dalam pembentukan opini yang dilakukan oleh ***payungan. Standar ganda tersebut adalah pemberitaan tentang Dirut PT KAI, Ignasius Jonan, yang tertangkap kamera saat tertidur lelap di kereta api ekonomi ketika perayaan lebaran lalu.Berita tersebut dianggap akal-akalan atau pencitraan semata oleh ***payungan, namun disaat yang lain ketika Gubernur Sumatra Utara, Gatot Pujo Nugroho, tertidur di Masjid saat i’tikaf bersama warga dicitrakan positif luar biasa. Hal ini terjadi diduga karena Jonan bukanlah kader atau pro partai tersebut sehingga harus dicitrakan negatif, sementara Gatot tentu saja pro partai tersebut karena beliau adalah kader partai tersebut, sehingga harus dicitrakan positif.

Standar Ganda dalam hubungan internasional : standar ganda ini sering dilakukan oleh negara negara adidaya terhadap negara-negara yang dianggap lemah. Mari kita renungkan, siapa yang diakatakan sebagai teroris dalam konflik antara israel dengan palestina? Siapa yang dikatakan teroris dalam invasi amerika di irak? Lantas, siapa yang sesungguhnya teroris dalam invasi amerika di afghanistan?

Standar Ganda dalam keluarga :
Terdapat satu keluarga, terdiri dari bapak, ibu, anak perempuan dan anak laki-laki. Suatu waktu bapak dan anak laki-laki sedang menonton televisi di ruang keluarga. Sedangkan ibu dan anak perempuan sedang mencuci piring di dapur. Kemudian terdengar bunyi piring pecah dari dapur. Setelah itu semuanya menjadi diam. Sang bapak kemudian berkata kepada anak laki-laki, “apakah kamu tahu siapa yang memecahkan piringnya?”. Anak laki-laki kemudian menjawab, “tidak, saya tidak tahu siapa yang memecahkan piringnya”. Sang bapak kemudian berkata lagi, “bagus karena itu dengarkan. Apabila ibumu yang memecahkannya, maka maafkanlah dia. Namun apabila yang memecahkan piringnya kamu atau kakak perempuanmu, maka mintalah ibumu untuk memaafkanmu sebagaimana kamu telah memaafkan ibumu ketika ibumu yang memecahkannya”

Konklusi?
Standar ganda adalah hal yang berbahaya apabila dilakukan. Hal ini akan mengundang dosa. Apalagi standar ganda adalah turunan dari sifat2 munafik. Dalam al-quran allah berfirman :
(إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا (١٤٥
Artinya : Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. (Q.s An-Nisaa:145)


oleh : Dimas Kurnia Arsy - 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar